Jumat, 30 April 2010

Belanda dan Reformasi Musik Klasik






“ I believe music has a power to heal like nothing else ” (Andre Rieu)


Musik klasik mempunyai tempatnya tersendiri di kalangan penggemar musik. Beberapa kalangan mengatakan bahwa musik klasik adalah musiknya kalangan elite. Tidak sedikit pula yang mengakui secara jujur bahwa tidak mudah untuk dapat turut menikmati musik klasik. Harus diakui bahwa musik klasik adalah jenis musik yang berkelas, musiknya orang gedongan, kaum borjuis, atau kaum terpelajar, musik yang tanpa belajar pasti akan mustahil atau sulit untuk dapat memainkannya, selain itu musik yang berasal dari daratan Eropa ini dipercaya mampu mengembangkan cita rasa estetika seseorang, dan mengembangkan kemampuan manusia untuk menikmati keindahan yang hanya dinikmati dalam pagelaran orchestra music klasik.
Pagelaran orchestra music klasik sepertinya merupakan hal yang aneh bin langka di negeri ini. Penyebabnya adalah anggapan sebagian masyarakat bahwa jika menonton harus disiplin, dalam arti tidak boleh ngobrol, tidak boleh bertepuk tangan sebelum lagu usai seluruhnya, apalagi turut berdendang ria, apabila lagunya kebetulan dikenal dengan baik. Terlalu banyak aturan, ini mungkin juga yang menghambat musik klasik mendapat tempat dihati para penggemarnya.

Tetapi hal ini sepertinya tidak berlaku lagi saat ini. Siapa bilang inovasi hanya milik bidang iptek saja. Memang tidak banyak diketahui di sini, bahwa musik klasik saat ini tengah dilanda gelombang besar perubahan dan inovasi, yang dipelopori oleh seorang yang conductor dan violis berkebangsaan Belanda bernama Andre Rieu. Saat ini dia bergabung dengan Johann Strauss Orchestra. Terlahir dengan nama lengkap Andre Leon Marie Nicolas Rieu, dilahirkan di kota kecil di negeri Belanda pada tanggal 1 Oktober 1949. Dia pun berasal dari keluarga pemusik, karena ayahnya juga merupakan conductor. Dia memberontak dari pakemnya pagelaran musik klasik.
Pada setiap penampilannya, dia justru (hampir selalu) mengajak para penontonnya untuk berpartisipasi, untuk turut berdansa saat dia memainkan lagu berirama waltz. Mengajak penontonnya untuk turut bernyanyi bersama dan bahkan melantunkan lagu nya dengan berkumur-kumur (pada pagelaran konsernya di stadion sepak bola berkapasitas 18.000 orang di Jerman). Mengajak penontonnya menari bersama, sambil grup musiknya memainkan lagu rakyat Irlandia bersama seorang pemain biola kondang di Dublin. Mengajak penonton berpartisipasi adalah kunci utama dari kepopuleran seorang Andre Rieu. Tidak itu saja, bahkan disela-sela pertunjukkannya Andre Rieu juga menghadirkan beberapa selingan lawakan segar dari beberapa pemainnya.

Bersama grup musiknya yang dibentuk pada tahun 1987 dengan nama Johann Strauss Orchestra, kini dengan jumlah pemain lebih dari 50 musisi, Andre Rieu sibuk melanglang buana untuk memenuhi permintaan para penggemarnya. Andre Rieu menjadi begitu fenomenal berkat kepopulerannya yang justru diperoleh dari pemberontakannya atas norma-norma yang selama ini lazim dianut para penggemar musik klasik untuk antara lain disiplin berdiam diri ditempat duduknya dalam menikmati pegelaran musik. Dia tampil dengan pakaian yang sangat rapih sebagaimana dikenakan oleh seorang musisi klasik dan juga
seorang conductor, akan tetapi dengan bahasa tubuh serta penampilan yang sangat urakan dalam ukuran-ukuran yang biasanya terjadi pada pegelaran musik klasik. Diluar dugaan, dengan penampilan yang seperti itu Andre Rieu memperoleh begitu banyak penggemar di seluruh dunia. Satu terobosan yang tadinya dianggap nyeleneh, ternyata sangat berhasil dalam misinya membumikan musik klasik. Banyak para pengeritiknya mengatakan bahwa Andre Rieu yang seharusnya tampil dengan gaya yang melodramatis di panggung pagelaran musik klasik yang dibawakannya, akan tetapi dia justru tampil dengan gaya seorang “rock star”, sesuatu yang sangat “nyeleneh” dan tidak pantas. Akan tetapi, respons khalayak ramai ternyata tidak dapat membendung kritikan-kritikan tersebut. Dia sekarang kewalahan dengan begitu banyaknya permintaan tampil dari seluruh dunia.

Inovasi dan terobosan dari Andre Rieu inilah yang dicoba oleh conductor Indonesia Addie MS dalam mempopulerkan music klasik di masyarakat kita, misalnya pada saat Konser Musicademia 2007 di Yogyakarta. Sang conductor (Addie MS) mengajak para penonton berpartisipasi dalam konsernya dengan cara mengajak bertepuk tangan dengan ketukan tertentu untuk mengiringi para pemain. Selain itu, dia juga sesekali menyelipkan lawakan atau adegan yang dapat membuat penonton tertawa, sebagai salah satu cara untuk mencairkan “image” music klasik yang kaku.

Itulah inovasi yang menjadi kunci agar semuanya menjadi lebih hidup, dan berwarna di semua bidang.




(nick)